SELEMBAR CERITA, MURID LES PRIVATKU MASUK BANGKU KULIAH

Ada banyak pengalaman perjuangan yang adek-adek saya alami. Yah, bagi saya walaupun dia siswa les saya, tapi saya sudah menganggap seperti adek saya sendiri. Bagaimana tidak, hampir sudah 3 tahun mulai dia kelas satu sudah les dengan saya. Kira-kira tahun 2016.

Melihat mereka belajar dan yang tadinya tidak bisa terus setelah les mereka terus bisa menyelesaikan persoalan sendiri rasanya udah sangat senang bagi saya sendiri sebagai tentor sekaligus partner belajar. Bahkan saking asyik-asyiknya belajar bahkan sampai tengah malam dan tak terhitung banyak jam sudah lewat dari yang semula 1,5 jam sesuai jadwal. Tapi membantu menyelesaikan beban tugas sekolah mereka sampai tuntas adalah keharusan.

Tiba saatnya mereka menginjak bangku kelas tiga, mereka harus berjuang keras buat UNBK dan SBMPTN. Selalu saya bilang pada adek les saya agar jangan fokus banget sama UNBK, karena realitanya itu gak mempengaruhi adek masuk kuliah. Hanya sebagai foemalitas syarat kelulusan. Selebihnya tidak ada, yah menurutku. Perjuangan yang besar justru SBMTN, harus benar-benar menyiapkan bekal adri semester awal kelas 3. Makanya kami membuat strategi belajar sebagian materi UN sebagian lagi fokus materi SBMPTN. Siang malam belajar, akhirnya tiba saatnya SBMPTN. Model baru SBMPTN membuatnya harus pandai-pandai menyesuaikan materinya.

Ujian UTBK pertama mendapatkan skor 540 dan UTBK berikutnya mendapatkan 530. Tapi berdasarkan aturan yg diambil adalah nilai terbaik masing-masing mapel. Sehingga rata-rata yg terbaik 570. Ini merupakan rentang nilai yang masuk kategori kuartil 3. Lumayan tinggilah pokoknya.