https://pawitngafani167.blogspot.com/2023/03/persiapan-soal-osn-osp-dan-osk_16.html

Pentingnya Doa dalam Sholat

STORY ANAK PINGGIRAN

MENJER IS MY VILLAGE
KISAH DAN JALANKU DARI DESA MENUJU PERANTAUAN
MENCARI SESUAP ILMU
HIDUP AKAN BERMAKNA JIKA ILMU ADA DISIS KITA
Alahamdulillah, tak terasa hari itu aku duduk di kelas XII IPA1 semester akhir. Sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Madrasah (UM), dan Ujian Nasional (UN). Semua itu akan mudah bila aku terus belajar. Setiap hari aku selalu belajar walaupun itu sedikit. Tetapi, hal yang terpenting dari itu semua harus disertai dengan berdo’a, memohon kepada allah agar diberi kemudahan setiap aku belajar. Walaupun aku rajin belajar, terkadang aku sulit untuk menyimpulkan hasil belajarku. Hal ini disebabkan sedikitnya waktu yang tersisa bagi aku saat belajar di rumah. Dari pagi mulai pukul enam sampai sore pukul empat aku habiska waktuku untuk belajar di sekolah. Walaupun begitu aku harus rajin dan terus istiqomah dalam belajarku.
Tak lepas dari UAS, UM, dan UN, hal yang sangat menentukan masa depanku untuk selalu berinovasi adalah kuliah. Aku ingin sekali bisa melanjutkan kuliah di Unnes, khususnya prodi pendidikan matematika. Memang secara logika nalar aku sulit dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan kuliah, kondisi keuangan orang tua yang pas-pasan dan hanya cukup memenuhi kebutuhan keluarga. Tetapi aku selalu optimis, bahwa suatu saat aku bisa kuliah. Entah, bagaimana nati aku kuliah dengan bekerja terlebih dahulu atau dengan pinjman uang kuliah dengan mengembalikan setelah aku lulus. Biarlah itu menjadi urusanku sama allah.
Aku teringat perjalanan dulu sebelum masuk MAN Kalibeber Wonosobo. Sebagai seorang anak desa dari tiga bersaudara aku harus mampu berjuang untuk terus menuntut ilmu. Kehidupan pedesaan yang sederhana membuatku menjalani hari-hariku sekolah SMP Ma’arif Mlandi dengan hemat dan bersahaja. Setiap hari aku berangkat dengan berjalan kaki kira-kira dua kilometer dan diberi uang saku seribu rupiah. Sebenarnya uang seribu rupiah hanya cukup untuk transportasi, belum dengan jajan di sekolahannya nanti. Untuk itu aku harus pandai-pandai mengatur strategi efisiensi keuangan. Kapan uang harus dipakai dan kapan uang harus disimpan. Pulang sekolah saya lebih sering berjalan kaki dan uang jajannya saya simpan untuk keperluan yang sangat perlu. Pulang sekolah merupakan perjalanan panjang. Saya sering pulang sekolah sendirian dan biasanya melewati lading-ladang (alas), kali, dan melewati panasnya terik matahari. Kalau merasa lelah saya beristirahat dalam bayangan pepohonan. Sambal beristirahat, tak jarang saya ambil membaca buku. Kadang-adang sambal berangan-angan “Andaikan saya bisa sekolah terus, kalau sudah jadi guru pasti saya akan bantu anak-anak berprestasi yang kurang mampu untuk terus melanjutkan sekolah”. Untuk mewujudkan itu akau harus belajar, belajar, dan belajar yang lebih tekun.
Akhirya setelah tiga tahun belajar di SMP, ada guru Fisika yang memotivasiku untuk melanjutkan ke MAN Kalibeber Wonosobo. Untuk itu akan selalu belajar dan berdoa setiap habis sholat agar aku bisa melanjutkan sekolah dan semoga Allah SWT mau mengabulkan doaku dan meridhoi keinginanku ini untuk terus menuntut ilmu. Ternyata Allah Maha Rahman dan Rahim, mengijinkanku melanjutkan ke SMA. Berkat dukungan dan bantuan yang Allah berikan melalui guru geografi dan guru fisikaku akhirnya aku dapat melanjutkan sekolah. Pak Daryono dan Pak Dani merupakan guru yang selalu aku hormati. Berkat bantuannya, akupun dapat melanjutkan sekolah. Bahkan beliau membantuku membayar biaya pendaftaran hingga aku menginjak bangku akhir kelas satu, beliau berdua membantuku membayarkan biaya SOP sekolah. Jumlahnya ratusan ribu yang menurut saya dan keluarga terasa berat untuk membayarnya.
Saat aku mulai duduk di kelas satu, aku tak menyangka bisa sekolah di MAN Kalibeber. Sekolahan yang sangat aku idolakan melebihi SMA Negeri pada umumnya. Bayanganku ketika aku SMP bahwa kalau anak desa, di bawah kaki gunung dan bahkan bisa dikatakan daerah pelosok tak bisa masuk sekolah di SMA. Apalagi banyak sekali teman-temanku yang tak bisa melanjutkan ke sekolah di SMA. Apalagi banyak sekali teman-temanku yang yang tak bisa melanjutkan sekolah. Hal itu dikarenakan biaya sekolah yang mahal, biaya transportasi untuk berangkat sekolah hingga Rp5.000,- , ditamabah lagi biaya untuk alat-alat belajar dan juga biaya untuk membeli LKS, fotokopi tugas, dan lain sebagainya. Factor lain yang juga menghambat teman-temanku melanjutkan sekolah diantaranya yaitu anggapan orang-orang di desa yang mengatakan “Apasih gunanya sekolah, paling-paling ea cuma jadi tukang ngarit , mendingan kamu kerja bantu orang tua” dan ada juga yang mengatakan “kalau sekolah hanya menghabiskan biaya, mendingan biayanya dihabiskan untuk buat rumah”.
Faktor itulah yang menyebabkan banyak temanku putus sekolah, bahkan akupun hampir saja termasuk bagian dari mereka. Hal smacam itu juga aku alami. Hal-hal tersebut juga menghalangiku ketika aku mau masuk ke SMA. Sehingga ketika aku masih duduk di bangku SMP semester akhir, aku selalu berdo’a sehabis sholat tahajud agar aku diberi jalan kemudahan agar bisa masuk ke SMA. Tak lupa juga, aku selalu berikhtiar dengan puasa senin dan kamis. Karena kata guru agama SMP-ku, orang biasa puasa senein kamis akan mendapatkan sesuatu yang dia inginkankan, meskipun sepertinya sangat mustahil untuk ia dapatkan.
Dan Alhamdulillah setelah pengumuman Ujian Nasional, ada dua guru yang memotivasuku melanjutkan ke SMA. Mereka juga mendaftarkan sekaligus membayarkan biaya pendaftranku ketik aku masuk ke MAN Kalibeber. Setelah aku masuk ke MAN Kalibeber, ternyata aku dapat melewati halangan-halangan itu, meskipun disaat itu orang tuaku selalu bimbang “Bagaimana dengan biaya sekolahnya nanti dan juga untuk uang sakunya”. Tetapi dengan niat tulus dan ikhlas untuk mencari ilmu, akhirnya allah memberi kemudahan.
Akupun duduk di kelas satu. Setiapa hari aku diberi uang saku tiga ribu rupiah, dan Alhamdulillah cukup buat biaya sehari-hariku ke sekolah. Terkadang juga aku tidak diberi uang saku ketika keuangan orang tua sedang tidak baik, tetapi akupun selalu berangkat sekolah dengan biaya dari uang sakuku yang aku sisihkan. Mas satu tahu ketika aku duduk di kelas satu, banyak sekali kenangan yang tak terlupakan, diantaranya; aku pernah dikasi LKS oleh Pak Eko, guru matematika kelas sati ketika aku terlambat masuk kelas; dikasih banyak buku oleh temanku agus; dapat rangking 2 paralel; dan masih banyak skali kenagan yang tak bisa aku lupakan.
Setelah satu tahun duduk di kelas satu, akhirnya au naik ke kelas dua jurusan IPA. Di kelas dua ini, aku ikut bergabung menjadi anggota Dewan Ambalan Zulfa MAN Kalibeber. Banyak sekali kenagan-kenangan selama menjalani aktifitas sebagai aktifis pramuka. Selain itu juga, aku pernah mengikuti olimpiade Kimia di Kudus bersama Fita, Jannah, dan Fika. Meskipun kami tak mendapatkan juara, tetapi itu menjadi pembelajaran sekaligus pengalaman agar belajar lebih baik. Aku juga pernah mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) MEDP Nasional tingkat MA di Bandung, dan Alhamdulillah mendapatkan juara 2. Dan tak lupa juga semester akhir aku mendapatkan rangking parallel I, yaitu sutu keinginan yang setiap selesai sholat aku panjatkan kepada Allah. Alhamdulillah akhirnya Allah mengabulkan do’aku walaupun satu kali. Seringnya aku mendapatkan peringkat dua parallel. Karena dengan peringkat ini aku mendapatkan bebas SOP enam bulan. Sungguh sangat membantu buat saya, sekolah tanpa harus memikirkan biaya sekolahku. Saat-saat di kelas dua ini, aku mulai mandiri. Aku mulai mencari uang saku dan uang buat beli keperluan belajarku sekaligus Buat membayar SOP-ku yang masih kurang, yaitu dengan mencari daun-daun singkong yang tumbuh di liar di setiap lading liar yang kemudian aku menjualnya dengan harga setiap untingnya dua ratus rupiah. Aku juga encari daun tembakau yang sudah kering di setiap ladang yang sudah tidak diambil pemiliknya. Kemudian aku menjualnya kepada pengempul tembakau kering, dan Alhamdulillah aku dapatkan uang 10.000 rupiah setiap saat. Aku melakukan itu semua di waktu sore, bahkan terkadang sampai maghrib dan juga dalam kndisi hujanpun aku lakukan. Perlu kaliant tahu juga bahwa Bengkok sampai ke rumahku jauhnya kira-kira hampir satu kilometer. Usaha yang paling membuatku mandiri sampai sekarang adalah berjualan pulsa. Lumayanlah setiap hari bisa untung antara lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Itu diawali ketika aku mendapatkan sisa BSM 150 ribu rupiah. Kta seorang penjaga TU, uang tersebut buat bekal nanti saat aku berwisata ke Bali pada semester akhir kelas dua. Waktu tu aku masih semester pertama selesai, tepatnya pada bulan januari 2012. Aku berpikir kalau wisata ke Balinya masih lama dan aku memutuskan untuk menggunakan uang tersebut untuk membeli HP sekaligus saldo pulsanya. Tak lupa juga aku menambahi saldo pulsaku denga uang yan diberikan dari sekolah, mulai dri ikut lomba, ikut organisasi dan juga dari uang sakuku yang aku sisakan setiap harinya. Alhamdulillah sampai akhir lulus SMA uang hasil usahaku ini terkumpul banyak dan itu sangat cukup buat bekal uang saku sekaligus biaya sekolah, terutama buat beli LKS yang setiap semester ganti. Hingga akhirnya aku bisa ikut study tour ke Bali bersama teman-teman seangkatanku.
Hingga tak terasa aku aku sudah menginjak semester awal di kelas tiga. Tak kusangka, baru kemarin aku duduk du kelas satu. Tetapi itulah waktu, terkadang berputar lebih lambat, sedangkan setelah kita mengalami ternyata waktu berputar lebih cepat. Setelah belajar setiap hari dan mengikuti les sore di sekolah setiap hari akhirnya tiba juga saat-saat aku dan teman-teman mengikuti Ujian Nasional. Akupun berusaha sekuat tenaga agar bisa memperoleh nilai yang maksimal.
TERIMA KASIH YA ALLAH
ENGKAU IJINKAN AKU MENEMPUH BANGKU KULIAH
DI SEBUAH UNIVERSITAS KONSEVASI
IJINKAN HAMBA, AGAR SUATU KELAK NANTI DAPAT BERKARYA
UNTUK NEGERI TERCINTA..
UNTUK KAMPUNG HALAMAN..
TEMPAT DI MANA AKU BERASAL.
SAYA SAYANG KALIAN..( MY FAMILY)

Komentar