(MY DIARY, Mei 2014)

Ya Allah......

Ibu, sosok yang sangat saya cintai. Mungkin sekarang beliau sedang sholat, kemudian berdoa untukku yang sedang mencari ilmu disini. Hampir setiap hari beliau bekerja. Membanting tulang demi keluarga. Ya Allah, limpahkanlah pahala yang besar dan ampunilah dosa2nya. Dulu, ibu pernah mengeluh pada ayah. Karena pekerjaan seorang istri yang jauh lebih banyak daripada seorang laki2. Pernah juga bertengkar sama ayah, gara-gara ibuku cerewet. Tapi, itulah yang menjadikan kami anak2nya berkelakuan baik dan selalu menjalankan ajaran agama. Tapi, dibalik itu semua. Tabiat seorang ibu tetap lembut. Sekalipun kadang marah atau mengeluh. Tetapi beliau banyak sabarnya. Aku bangga punya ibu seperti beliau. Seorang ibu yg bekerja keras pagi, siang, sore dan malam. Pagi beliau mencuci baju keluarga, memasak, bersih2 rumah dan mengurus anak2nya sekolah. Ketika hari mulai siang, ibuku segera pergi ke ladang membantu ayah bekerja. Beliau rela melakukan apa yang di perintah suami. Diujung terik matahari menyengat, membuat kulitnya kusut dan lebam dengan baju kumalnya. Beliau memang pekerja keras keluargaku. Karena kebiasaan di desaku seorang istri membantu suaminya di ladang.
Setelah agak siang, Ibuku minta izin ke ayah untuk memetik sayur buat dimakan nanti sore. Memang tak ada waktu untuk istirahat. Setelah sampai di rumah dan habis sholat, beliau segera mencuci sayur dan memasaknya. Dan tak jarang juga habis memasak harus menumbuk jagung dengan palu yg cukup berat. Beliapun harus mengeluarkan energi ekstra bahkan sampai bercucuran keringat.
Itulah ibuku, memang benar." Kasih ibu itu bagaikan sang surya menyinari dunia". Matur suwun Ibu. Maafkan anakmu ini yang belum bisa bahagiakan Ibu. Semoga Allah membalas surga. Amin......amin..amin...