https://pawitngafani167.blogspot.com/2023/03/persiapan-soal-osn-osp-dan-osk_16.html

Pentingnya Doa dalam Sholat

CERITA PERJUANGAN MENCARI ULURAN TANGAN

Sebelum mohon maaf jika ini sangat mengganggu. Kemarin ada satu anak MAN buat mengajukan keringanan ukt ditolak. Saya mulai cerinya dulu ...
Maaf kalau terlalu panjang lebar.. tetapi itu apa adanya di lapangan kemarin di dekanat fbs unnes.

Pagi ini ada sebuah yang sangat menyisakkan banyak kenangan pahit. Tak sanggup rasanya melihat seorang Anak dengan Bapak yang begitu berjuang keras mengajukan sebuah keringanan agar bisa tetap masuk kampus. Tetapi semangat jauh-jauh datang, menunggu dari pagi  hingga siang hanya untuk satu harapan. Harapan yang tak mungkin dirasakan orang-orang yg tidak mengalaminya. Tanggal 30 Juli adalah terakhir pembayaran UKT, entah lewat siapa Allah kasih jalan keluar. Hanya sebuah uluran tangan dan hati yang benar-benar paling dalam yang mungkin untuk membantu. Tapi entahlah... ini hanya kemungkinan.
Pagi tadi setelah balik dari Unissula ia coba untuk bergegas pergi ke kampus FBS. Rambut yang masih urak2an dan masih pakai sandal menghampiri seorang anak dan Bapak serta seorang cewek yang udah menghampirinya mulai dari tadi pagi. Seorang anak Seni Tari di dampingi ayahanda tercinta yang jauh-jauh datang dari sebuah desa untuk mengajukan keringanan SPP yang dirasa sangat berat bagi mereka, yakni Rp 2.7jt. Dengan berbekal arahan DPM Kampus mereka menyiapakan berkas pendukung data pokok dan juga 6-7 lembar piagam kejuaraan lomba untuk menguatkan maksut mereka. Bagi mereka ukt segitu sangat berat, dan mungkin jika tidak bisa... tak ada pilihan selain menyerah pada keputus asaan.
Anak cowok yang masih memakai sandal mencoba bertanya kepada satpam apakah pak wd2 ada. Satpam cuma bilang, tadi pagi ada tapi sekarang dah keluar. Dengan segera ia mengontak WA ke bapak yg bersangkutan mengutarakan niat dan maksut anak dan bapak mencari beliau bapak wd2 agar bisa bertemu untuk mengajukan bagaimana menyelesaikan spp yang dirasa berat dan minta saran beliau. Beliau membalasnya untuk menemui langsung Bu S** di fakultas yang menangani bidang UKT.
Akhirnya anak cowok bersandal menanyakan kembali ke satpam, dan beliau bilang ada. Cuma titip saran aja biat mas, "Mas mbok yo kalau ktemu birokrasi jangan pakai sandal, rambutnya juga awut2an". "Nggih Pak, paham.. mohon maaf tadi soalnya terburu-buru.
Anak cowok yang masih bersandal dan aruk2an rambutnya tersebut segera menemui si anak dan bapaknya serta pendamping dua anak disampingnya. Meminta ijin untuk pulang ke kos ganti sepatu dan mandi terlebih dahulu biar sopan menemui birokrasi. Sembari mengatakan si Ibu ada di ruangannya tapi nunggu ia ganti sepatu.
Tiba-tiba si Ibu tadi tak berapa lama langsung keluar ruangan dan menanyakan siapa yang mencari dirinya. Sianak tersebut menjawab ia dan bapaknya bahwa ia yang ada perlu dengan beliau. Terjadilah percakapan anak dan si Ibu,

-Siapa yang nyari saya tadi
-saya Bu
-ada perlu apa ya....
-Gini Bu, saya dan bapak saya mau mengajukan keringanan ukt yang dirasa kami sangat berat.
-emang berapa uktnya.
-2,7 juta Bu
-Wah, kalau 2,7 tidak bisa banding. Itu udah ukt rendah.... maaf ya tidak bisa.. tidak bisa... (sembari pergi meninggalkan si anak dan bapaknya)

Dua pendamping disampinya pun bingung mau mrnjawab apa terkait aturan gini.... cuma mengisakkan rasa bingung dan tak tahu bagaimana buat membantu. Si anakpun memendam rasa putus asanya ini. Sangat berat memang, diposisi dan keadaan seperti ini. Pergi jauh dari ruamh buat memperjuang seprcik jalan membuka harapan kedepan, tapi harapan itu malah tidak sesuai
Akhirnya merekapun pergi meninggalkan fakultas. Dua orang yang mendampingi pergi dengan aktifitasnya masing2. Sedang si anak dan bapak kembali pulang dengan membawa harapan pahit yang harus dihadapi. Entah, apa yang sekarang.mereka rasakan ... pasti sangat terpukul. Sudah jauh2 ujungnya kayak gini.
Sore itu dua pendamping mendiskusikan bagaimana jalan keluar. Akhirnya mereka bersama allumbi yang peduli mencoba membantu patungan sekedarnya, walaupun sepertinya nggak bakalan mencukupi.
Sebenarnya harapan uluran tangan banyak orang sangat perlu. Akankah harapan seorang anak yg begitu besar harus pupus di tengah jalan.
Andaikan ada banyak uluran tangan mungkin cukup. Mereka dan alumni hanya bisa mbantu sekadarñya, entah tak tahu hanya bisa terkumpul berapa....
Harapan besarnya sih bisa menghandel uang UKT sebelum tanggal 30 Juli. Tapi, jikapun tidak kami sudah berusaha. Kami hanya belajar untuk berusaha menghargai perjuangan sesorang. Memberi salut kami kepada beliau Bapaknya serta si anak. Kami tetap akan mengumpulkan dan menyerahkan kepadanya.
Sedih.... iya sedih... kami tak adaa kuasa untuk berbuat apa-apa... hanya rasa kasihan bagaiman cara menyelesaikan masalah ini.

Wasaalam, maaf gak bisa lanjutin.

Usaha,....
Kami dari segenap Alumni MAN 2 yang di Unnes, ini mau buat donasi buat membantu meringankan UKT anak MAN yg ketrima di Unnes. Sepertinya tanpa uluran kita, bisa dipastikan melihat kemampuan yg ada sekarang bakalan mengundurkan diri.
Kami membuka donasi siapapun yang berniat membantu meringankan ukt (kalau bisa maksimal 30 Juli) dengan rekening
BNI 0306140941 atas nama PAWIT NGAFANI

Atas kepedulian dan bantuannya kami ucapkan beribu banyak terima kasih.

Akhirnya,,,,.
Laporan terbaru donasi uang masuk Dek Ilma (camaba FBS Unnes) Jml total 2.95jt....
Saya dan kawan-kawan mengucapkan beribu banyak terima kasih, semoga Allah membalas kebaikan para donatur dengan kebaikan lain, apa-apa yang diharapkan bisa tercapai.
Amin.
Ingsya Allah donasi akan diserahkan langsung tanggal 29 Juli 2018 ke rumah orang tuanya di belakang pasar Garung dengan beberapa perwakilan kawan2.

#iluastrasi_gambar_tigaserangkai_pengejar_mimpi_harapan_desa_menjer

Komentar