Banyak orang mengatakan kepadaku " Kamu ini beruntung banget, bisa lulus snmptn, spanptkin, apalagi sudah itu bidikmisi lolos juga" , seperti itu orang2 berkata padaku. Tetapi mereka tidak tahu apa yang ku lakukan sebelum itu. Banyak hal yang ku lepas, banyak impian yang ku kubur dalam2, banyak hal yang ku korbankan. Mulai dari waktu, uang, tenaga, impian serta kadang2 pikiran jadi tak menentu. Misal aku lebih serius belajar SBMPTN daripada UN dan akhirnya UNpun, ya dibilang tak memuaskanku. Karena nilai yang buruk (Ada nilai 5-nya).
Saat yang lain libur aku harus berjuang keras untuk seleksi BPUN dan simulasi SBMPTN di luar kota lagi. Terkadang aku juga iri pada anak yang bisa memilih seenaknya tanpa ada realitanya. Saat yang lain bisa pergi ke sekolah dengan sepeda dan angkutan yang langsung dapat. Aku harus masih berjalan 2 km sebelum menunggu angkot setiap harinya lagi. Saat yang lain mengeluarkan uang saku untuk jajan sampai tak terhitung, aku berfikir-fikir dulu untuk mengeluarkan uang. Sampai2 tak pernah jajan, paling hanya 2000 yang ku keluarkan untuk jajan. Saat yang lain dapat diperhatikan oleh guru, orang tua, saudara, sahabat dan lainnya. Aku harus berjuang sendiri menentukan pilihan hidup yang sulit untuk ku pilih. 
Toh, semua itu tak ada gunanya. Semua itu, tanpa doa dari orang tua, saudara dan orang2 yang menyuportku selama ini hingga aku jadi heran dengan apa yang terjadi. Pertama lolos BPUN, dapat pergi ke Jogja, lolos snmptn, spanptkin, dan bidikmisi.
Benar kata guru-guruku, "Semua  kesuksesan dan keberhasilan akan datang jikalau mau melakukan prihatin, ikhtiar dan yang bisa mengubah takdir adalah DO'A"

Sumber: sebuah buku harian mahasiswa baru yang tak sengaja saya baca